Hindu, Aku Kembali Padamu (2)

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat sedangkan UAN (Ujian Akhir Nasional) akan berlangsung 1 bulan lagi. Hatiku terasa hampa ketika aku kehilangan rasa spiritualku, aku mulai kebingungan, aku merasa perlu perlindungan batin, perlu tempat mengadu. Aku merasa sudah melupakan Allah dalam waktu lama. Akhirnya aku kembali memutuskan untuk mau beribadah lagi, meskipun hati ini tak bisa menerimanya. Tapi berusaha iklas semata-mata untuk kelulusan ujianku. Tepat UAN berlangsung di bulan April, aku menyiapkan mental dan tenagaku untuk berusaha yang terbaik agar mendapatkan hasil sesuai harapanku. 1 minggu berlalu ujian nasionalku selesai, tinggal menunggu pengumuman 2 bulan lagi. Bagiku waktunya begitu lama.

Kembali ke hubuganku dengan poeper. Tak terasa hubunganku dengan poeper sudah berjalan 4 tahun. Sebelum pengumuman ujian nasional poeper meminta izin orang tuaku untuk mengajakku bertunangan. Aku merasa sudah siap untuk menjalani ikatan dengan poeper. Aku merasa poeper adalah orang yang tepat untuk menemani hidupku. Orang tuaku menyetujuinya mengingat hubunganku dengan poeper sudah berjalan lama, bagi orang tuaku tidak etis kalau hubungan ku dibiarkan terlalu lama kalau antara 2 belah pihak belum ada ikatan.

Tapi dilain sisi aku bisa merasakan keterpaksaan orang tuaku menerima poeper. Karena calon pasanganku kelak adalah non muslim. Harapan orang tuaku kalau bisa aku harus bisa membawa poeper menjadi umat muslim. Jujur aku sangat terbebani akan semua itu. Tapi aku berusaha sedikit melupakan apa yang dikatakan orang tuaku. Tepatnya 20 mei 2008 poeper mengajak orang tuanya untuk bertemu dengan orang tuaku. Hari itu aku sangat senang bercampur sedih. Tapi semua itu tak mengurangi kebahagiaanku dengan poeper.

Pengumuman UAN semakin dekat, semakin membuatku gelisah. Aku berusaha meningkatkan sholatku lebih giat lagi. Setiap malam aku sholat tahajud agar aku bisa lulus ujian nasional. Tapi entah apa yang aku lakukan sepertinya tidak mendapatkan kedamaian ataupun mendapatkan hidayah dari Allah. Semua ibadahku serasa hambar. Memasuki bulan ke 6 tepatnya 16 Juni 2008 hasil UAN ku di umumkan, aku melihat namaku terpampang di papan pengumuman. Namaku dinyatakan 'LULUS'. Aku sangat bersyukur sekali, hatiku begitu gembira. Tapi aku merasa apa yang kulakukan ini salah. Dalam hatiku 'apakah ketika aku mendapatkan suatu cobaan, aku baru ingat dengan Allah', 'ketika aku merasakan kebahagiaan aku melupakan Allah'. Rasa bersalah menyelimuti perasaanku. Tapi semua ini tak bisa kupikir secara logika, semuanya terasa janggal.



Aku mulai memasuki perguruan tinggi swasta di Kediri dengan statusku yang sudah bertunangan. Aku tetap merasa percaya diri dengan statusku ini. Aku menutup diriku untuk setiap cowok di kampusku, karena aku sudah berkomitmen. Aku hanya ingin berteman saja tak lebih dari itu. Kebanyakan teman-temanku banyak yang berjilbab. Karena memang didalam kelasku hampir semua perempuan, laki-lakinya hanya ada 6 orang. Selain itu semua juga islam. Aku sudah terbiasa dengan lingkungan itu. Tapi aku tetap tak pernah melaksanakan ibadah sekalipun.

Aku sering jadi bahan omongan teman-temanku karena jarang melaksanakan ibadah, tapi aku tipe orang yang cuek dengan omongan orang. Bagiku biarlah orang berkata apa tentang aku, yang penting aku enjoy dengan apa yang aku jalani saat itu. Sampai aku dinasehati teman dekatku sendiri agar selalu ingat sholat. Kata-kata meraka pun aku terima saja tapi aku tidak pernah meresponnya seperti apa yang dikatakan poeper kepadaku. Dalam hatiku ' poeper saja sering ngingetin aku untuk sholat nggak aku respon , apalagi kalian. Boro-boro aku respon'.heheheheehehe. Aku merasa malas melakukan ibadah, memang sejak saat itu aku sudah melupakan kewajibanku kepada Allah. Sampai aku sering diomelin orang tua gara-gara tidak pernah menjalankan sholat. Tapi tetap tidak kujalankan sampai-sampai sering berbohong hanya gara-gara disuruh sholat. Entah apa yang ada dalam pikiranku saat itu. Aku hanya ingin pikiranku terbebas tanpa merasa tertekan. Berusaha membuang beban yang begitu mengikat pikiranku. Aku nyaman dengan yang kujalani saat itu.

Bulan suci ramadhan Agustus 2008 pun telah tiba, aku bimbang dengan perasaanku ini. Tapi aku tetap menjalankan puasa meskipun batin ini begitu tertekan dengan kewajiban ini. Aku serasa makin bertanya-tanya. Apakah yang aku lakukan ini semata-mata karena hanya mengejar suatu pahala??? Sedangkan aku berfikir apa gunanya pahala kalau aku hanya menjalankan puasa tanpa sholat. Jelas Allah tidak menerima puasaku, sama saja puasaku sia-sia. Jadi, aku memutuskan untuk tidak berpuasa saja. Aku pura-pura berpuasa ditengah-tengah keluargaku dan teman-teman kuliahku.

Kalau waktunya sahur bersama aku ikut, kalau waktunya buka puasa bersama aku juga ikut-ikutan.hehehehehehehe, karena takut ditanya macam-macam. Selain itu aku juga merasa malu dengan keluargaku dan teman-temanku, masak udah dewasa kok tidak puasa. Hehehehehehe. Saat itu semua yang aku lakukan memang penuh kemunafikan. Tapi ya sudahlah, aku jalani saja selama aku tak membuat masalah dengan siapapun.

Aku mulai masuk semester III sampai semester V saat dimana masih senang merasakan kenikmatan dibangku kuliah. Tapi entahlah sampai aku duduk dibangku sekolah sampai perguruan tinggi yang selalu membuat aku putus asa adalah masalah keluarga. Aku selalu terbebani dengan keadaan itu, kuliahku menjadi terbengkalai dan hanya poeper yang selalu ada saat hidupku merasakan keterpurukan. Aku melupakan segala kewajibanku sebagai umat muslim, melupakan ketakutanku dan kewajibanku pada Allah.

Dalam pikiranku 'percuma aku beribadah tapi selalu saja Allah memberiku cobaan tanpa henti'. Bukannya dengan sholat Allah akan mengurangi cobaannya padaku, ini justru serasa makin hari makin di berikan cobaan oleh Allah. Aku merasa sudah jenuh dengan keadaan itu.

Memasuki akhir semester V aku memutuskan untuk menempati kostku, karena sebelumnya aku kost tapi jarang aku tempati. Karena orang tuaku jarang dirumah, sering berpergian keluar kota. Selain itu poeper jg memutuskan transfer kuliah ke Jawa Tengah. Aku merasa putus asa tak punya siapa-siapa lagi yang bisa mengisi hari-hariku karena ditinggal jauh oleh kedua orang yang sangat berarti dalam hidupku. Aku merasa sendirian. Sejak saat itu Aku berusaha belajar mandiri, berusaha menyikapi semuanya dengan kepasrahan.

Lingkungan kostku semua hampir memeluk agama islam dan ibu kostku beragama kristen. Sejak saat itu aku mengaku agamaku hindu pada semua teman-temanku kost. Karena memang sebelumnya teman-teman kostku tak tahu agama asliku, yang tahu hanya satu orang teman kostku yang kebetulan sekelas denganku. Entah apa yang ada dalam pikiranku saat itu sampai aku mengakui kalau aku beragama hindu. Bagiku ini hanya buat senjata biar tidak digurui oleh teman-teman kostku yang sebagaian besar alim-alim dan rajin dalam beribadah.

Ibu kostku juga tahu nya aku beragama hindu. Soalnya pada saat kost dulu aku tidak menunjukkan KTPku karena yang bawa aku adalah temanku satu kelas. Jadi ibu kost sudah percaya sama temanku itu. Untungnya dalam lingkungan kostku teman-temanku tidak merasa fanatik terhadapku. Tapi mungkin rasa fanatiknya tidak berani di tunjukkan padaku. Hanya saja temanku yang membawaku sangat heran padaku, dan bertanya kepadaku 'sebenarnya agamamu apa sih???' , aku jawab dengan tampang cengar-cengir ' ada deh, mau tau aja'.

Mungkin temenku penasaran sekali dengan agamaku, tapi aku biarkan saja daripada ditanya yang macem-macem.hehehehhe. Aku serasa tenang dengan mengaku hindu. Serasa tak ada tuntutan ketika aku beragama islam. Aku juga belum pernah mempelajari ajaran hindu. Biarpun poeper kelak akan menjadi pelabuhan terakhirku tapi sejak pacaran sampai bertunangan dia sama sekali tidak pernah mengajarkanku akan ajaran hindu. Hanya sedikit demi sedikit membantu membuka pikiranku yang sempit ini.

Sejak poeper jarang dirumah, aku merasa tak punya teman. Akhirnya aku berusaha mencari hiburan untuk diriku sendiri. Aku berusaha lebih dekat dengan keluarga poeper. Bagiku keluarga poeper adalah pengganti poeper saat jauh dariku. Setelah pulang dari kuliah aku sering berkunjung kerumah poeper. Aku belajar memahami kehidupan keluarga poeper. Aku merasa nyaman ketika aku masuk di lingkungan keluarga hindu, seperti keluarga poeper. Aku merasa suasana seperti inilah yang aku cari sejak dahulu, merasakan kedamaian yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Aku ingin merasakan kedamaian ini seterusnya.

Akhirnya Aku memberanikan diri meminta poeper untuk mau mngajarkanku ajaran hindu meskipun dalam hatiku ada sedikit pemberontakan antara boleh atau tidak, dosa atau tidak tapi aku tetap merasa ingin belajar agama hindu. Aku tidak mempedulikan semua itu, karena aku ingin belajar dari kedamaian yang diperoleh poeper dan keluarganya. Pertama kali poeper meminjami aku buku berjudul UPADESA. Aku mempelajari satu persatu materi buku tersebut, aku masih merasa awam dengan kalimatnya. Aku meminta poeper untuk mau membimbingku agar aku bisa belajar step by step. Dan akhirnya aku paham dengan isi buku upadesa. Poeper juga mengajarkan ku cara sembahyang, Aku senang sekali meskipun aku awam dengan cara sembahyangnya.

Setelah mempelajarinya aku di kenalkan poeper sebuah video berserta teksnya, yaitu 'MANTRAM GAYATRI'. Aku diberitahu poeper, mantram gayatri ini adalah doa untuk sembahyang. Aku putar video itu berulang-ulang dan aku benar-benar merasakan kedamaian, aku merasakan beban yang aku rasakan menghilang ketika mantram gayatri aku dengar berulang-ulang. Aku berusaha menghafal kalimat mantram gayatri per bait sampai akhirnya aku menghafalnya. Dengan berjalannya waktu sedikit demi sedikit aku bisa mengetahui dan memahami ajaran hindu. Tuhan di hindu selalu ada dalam jiwa(atman) setiap manusia.

Pikiranku mulai terbuka pelan-pelan. Dari yang pemahamanku hanya islam lah agama yang paling benar sekarang aku sedikit paham kalau hindu tidak lain juga mengajarkan kebenaran. Agama yang mengajarkan toleran sangat tinggi, agama penuh cinta kasih tanpa membedakan siapapun itu, dari mana asalnya, tidak membenci sesama mahkluk (tat twam asi). Aku membaca Bagawad gita sampai akhirnya Aku menemukan sesuatu yang membuat hatiku sangat gembira dan terharu yaitu dari sloka Bhagawad Gita (4:11) berkata ' Jalan manapun yang ditempuh manusia untuk mendekati aku, dengan jalan itu aku terima mereka;jalan manapun yang mereka pilih pada akhirnya mereka akan mencapai aku'. Dalam hatiku, ' inilah yang aku cari' Aku sangat yakin dengan sloka bhagawad gita ini.

aku menyimpulkan bahwa Tuhan hindu menerima semua ajaran selain hindu. Tuhan hindu tidak membedakan dengan umat lain seperti 'wahai umat hindu' , semuanya disebutkan untuk semua mahkluk , tuhan hindu sangat adil tanpa membedakan dengan mahkluk lainnya, Ajaran hindu tertuju untuk siapa saja karena hindu agama universal, ajaran hindu juga mengajarkan toleransi yang sangat tinggi. berbeda dengan ajaran islam, Tuhan dalam islam menyebutkan semua manusia hanya umatnya saja seperti 'wahai orang-orang yang beriman', selain menyembah Allah dikatakan kafir, selain umat islam halal darahnya, tak ada toleransi dalam keimanan dan peribadatan. Disebutkan dalam surat Al-Taubah ayat 13 dan Surat Al-Kafirun orang kafir patut diperangi, dan masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang selalu disebutkan tentang orang kafir.

Seolah-olah ada pembeda antara umat islam dengan umat lain. Aku semakin ragu kenapa aku baru tahu kalau islam banyak mengajarkan kekerasan?????? Kalau memang benar itu Tuhan yang berbicara, kenapa mesti melakukan provokasi??? Sejak saat itu pula aku memikirkan banyak kejanggalan dalam ajaran islam. Aku lebih teringat sloka bhagawad gita(4:11) yang aku baca, sebenarnya aku sangat yakin dengan sloka tersebut, tapi banyak keanehan yang membuat aku bertanya-tanya dari kebiasaan orang hindu.

Cara sembahyang orang hindu memakai dupa dan bunga, setiap sembahyang selalu bertepatan dengan hari jawa yaitu kliwon terasa sangat mistis sekali. Ketika itu pikiranku kembali sempit, doktrin itu muncul lagi aku merasakan keanehan. Bagiku dupa dan bunga kan untuk memanggil mahkluk halus (pemikiran yang sempit). Melihat ada gambar-gambar dewa dewi, aku merasakan keanehan itu. Kenapa tuhannya banyak sekali. Mana yang harus disembah dahulu, dan bla bla bla.....

Terasa ada keanehan dari ajaran ini. Akhirnya aku kembali meminta poeper untuk menjelaskan makna-makna pertanyaanku itu. Aku banyak bertanya kepada poeper tentang sarana yang digunakan dalam bersembahyang, tentang dewa dewi , tentang hakikat tuhan dalam hindu. Poeper menjelaskan semua apa yang aku tanyakan, Aku tersenyum lebar ketika poeper menjelaskan semua itu, aku mendapat jawaban yang bisa dinalar oleh pikiranku. Aku yakinkan diriku dengan penuh kesadaran.


20 Februari 2011 suasana menyongsong hari raya nyepi sudah tampak terlihat. Umat hindu di daerah poeper bekerja bakti membersihkan pura. Ketika itu aku hanya melihatnya saja, sebenarnya ingin membantu tapi aku minder berbaur dengan lingkungan sekitar. Aku diberitahu poeper kurang lebih satu minggu lagi akan mengikuti upacara melasti di bendungan siman yang jaraknya (kurang lebih 10km) dari rumahku, merupakan rangkaian proses upacara hari raya Nyepi. Aku belum tahu melasti itu apa, tapi pemahamanku adalah dimana semua umat hindu yang tinggal di kabupaten Kediri berkumpul di bendungan siman untuk melangsungkan acara persembahyangan. aku bilang ke calon mertuaku , 'aku ingin ikut melasti buk'.

Dan Ibu camerku langsung mengajakku untuk membeli baju kebaya, dan pertama kali itulah aku memiliki pakaian adat (sembahyang). Senang sekali aku memilikinya. Kucoba kebaya itu dan berkaca berulang-ulang selayaknya anak kecil yang baru dibelikan baju baru oleh ibunya.hehehehehe, Aku merasa percaya diri memakai nya. Dalam benakku berkata 'ternyata perempuan kalau memakai kebaya sangat anggun sekali dan terlihat cantik'. Beda ketika aku masih sering beribadah dengan keislamanku.

Aku harus menutup auratku, tak boleh ada satupun aurat yang terlihat. Saat wudhu semua harus terhindar dari sisa-sisa bedak dan najis Sampai aku berfikir sangat konyol 'masak mau menghadap kepada Tuhan harus serba tertutup dan tak kelihatan cantiknya karena merias wajah sedikitpun nggak boleh.heheheheehehehe ' padahal menurutku kalau mau menghadap Tuhan kita harus menunjukkan anugrah yang diberikan Tuhan kepada kita, seperti berias saat mau sembahyang kan pasti kelihatan segar dan cantik. Masak kalau mau berias hanya untuk kekasihnya aja.hehehehehe. Itu pemikiran yang konyol menurutku, tapi masuk akal juga sih.hehehehe.

Pada tanggal 02 Maret 2011 telah sampailah acara melasti tersebut, dan aku mengikuti melasti di bendungan siman bersama poeper dan keluarganya, aku senang bercampur sedikit merasakan keanehan karena baru pertama kali itu juga aku mengikuti melasti dan sembahyang. Aku masih ragu karena minder takut salah dalam bersembahyang. Apalagi cara duduk sembahyang laki-laki dan perempuan itu beda. Kalau laki-laki hanya duduk bersila (Padmasana) sedangkan perempuan duduk bersimpuh (Bajrasana).

Aku masih belum terbiasa duduk bersimpuh karena bersimpuh terlalu lama membuat kakiku terasa sakit sekali, sehingga mengganggu konsentrasiku dalam bersembahyang.

Tepat 4 Maret 2011 malam perayaan tawur agung pun berlangsung didaerah tempat poeper. Aku masih belum yakin untuk mengikuti persembahyangan di pura dekat rumah poeper, karena aku masih minder untuk bersosialisasi dengan lingkungan umat hindu dan ingin lebih memantapkan pilihanku ini. Aku tidak ikut persembahyangan, sebenarnya ingin sekali mengikutinya tapi tertutup dengan keminderan dan kebimbanganku aku memutuskan untuk tidak ikut.

Tapi aku mulai sangat menyesal, dalam hatiku aku merasa tersiksa ketika melihat kekompakkan umat hindu itu, mereka bersemangat sekali meskipun dalam keadaan cuaca yang hujan tapi semangatnya sangat luar biasa, aku iri melihatnya. Aku ingin sekali merasakannya masuk dilingkungan itu. Rasa keinginanku tak terbendung melihat semua itu aku menangis tak tertahan, begitu menyiksa hatiku karena belum pernah merasakan pergolakan batin yang seperti ini. Aku hanya bisa melihat, dan merasakan penyesalan yang sangat dalam.

Aku berkata pada diriku sendiri, 'aku terlalu bodoh, kenapa aku mengikuti rasa egoku yang membuatku menyesal tak bisa mengikuti arak-arakan itu'. Waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB , arak-arakan mulai kembali didepan pura Giri Nata, saatnya untuk mengkremasi patung buta kala yang sebelumnya diarak keliling desa. Aku mendekat dari karamaian itu, aku didampingi poeper yang setelah mengikuti arak-arakan tersebut. Tepat jam 22.00 WIB acara arak-arakan selesai, dan suasana tempat poeper berubah menjadi hening sekali. Aku diantarkan pulang oleh poeper.

Keesokkan harinya 5 Maret 2011 tepat jam 06.00 WIB poeper mengirimkan pesan singkat padaku ' Doakan Catur Brata ku berjalan lancar ya'. Aku menjawab 'iya, semoga semuanya berjalan lancar', tapi pesanku tidak terkirim karena memang hp nya sudah di off. Aku bertanya-tanya kembali, ketika Catur Brata hal apa saja yang dilakukan, mengingat poeper juga pernah bercerita kalau saat melaksanakan catur brata semua aktivitas harus di hindari dan berpuasa 24 jam. Aku penasaran sekali, apa yang dia kerjakan saat itu.

Aku berangan-angan seandainya aku bisa mengikutinya, apa yang aku lakukan saat itu. Saat poeper menjalankan Catur Brata, aku berusaha mempelajari buku-buku yang dipinjaminya. Mulai dari buku berjudul 'Apakah Saya Beragama Hindu' ,'Panca Sradha' lainnya tak bisa kusebutkan satu per satu. Karena memang Ayah poeper seorang Guru agama Hindu, jadi tidak heran kalau poeper memiliki banyak buku tentang agama hindu. Pengetahuanku semakin luas tentang ajaran Hindu.

Aku berusaha memantapkan pikiranku , mungkinkah aku beragama hindu???? Aku takut dengan perasaanku ini, takut ada pertentangan dari orang tuaku, sahabatku dan orang-orang disekitarku. sampai doktrin itu kembali muncul, ' apakah aku berdosa???? aku tak pernah beribadah. Memang saat itu sangat sulit membuang doktrin yang menylimuti pikiranku sejak kecil. Bagaikan menghapus coretan hitam diatas kertas putih. Aku menangis merasakan hal ini. Aku merasa tak berguna, kepada siapa aku mengadu??? Terlepas dari semua itu aku menjalankan kehidupanku tanpa berkeyakinan.

Aku masih merasa simalakama. Tak ada yang perlu aku pertahankan saat itu. Dalam keislamanku aku merasa tertekan dan ragu akan ajarannya, sedangkan dikeyakinanku terhadap hindu aku merasa takut jika orang tuaku tak akan menerimaku lagi. Sementara itu aku berusaha tak memepedulikan kedua ajaran itu. Aku merasa agnoistik (kadang tidak percaya adanya tuhan kadang pula percaya tuhan itu ada).

2 komentar:

  1. Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan semeton, semoga Tuhan memberikan anugerah-Nya kepada umat se-dharma.

    Berbahagialah kita yang berada di Jalan Dharma

    BalasHapus
  2. Selamat saudara yang telah kembali ke Jalan Kebajikan, semangat hindu selalu di hati kita

    BalasHapus